Esther Veronika: Dari Tabang ke Panggung Kalimantan Timur

Putri Pariwisata Kaltim, Esther Veronika. (Dok. Esther Veronika)

BERITAMUARA.COM — Malam grand final Pemilihan Duta Wisata dan Putri Pariwisata Kalimantan Timur 2025 menjadi momen yang tak akan terlupakan bagi Esther Veronika. Gadis muda berusia 18 tahun asal Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara (Kukar), itu dinobatkan sebagai Putri Pariwisata Kalimantan Timur 2025.

“Bangga sekali,” ujarnya membuka percakapan dengan senyum lebar. “Saya dipercayakan memegang gelar ini, dan itu artinya tanggung jawab besar untuk membangun pariwisata dan ekonomi kreatif Kalimantan Timur.”

Dari Dara Kukar ke Panggung Provinsi

Perjalanan Esther menuju panggung kehormatan ini dimulai pada 2024 saat ia terpilih sebagai Putri Pariwisata Kutai Kartanegara dalam ajang Taruna Dara Kukar. Dari situ, langkahnya berlanjut ke tingkat provinsi. “Saya ikut karantina, seleksi, dan pelatihan selama dua minggu. Dari sana saya banyak belajar, bukan hanya tentang pariwisata tapi juga tentang karakter dan tanggung jawab,” jelasnya.

Esther mengakui, sejak kecil dirinya sudah dekat dengan dunia seni dan budaya. “Sejak kelas 4 SD saya sudah menari dan bermain musik. Saya percaya seni adalah pintu untuk memahami dan mencintai budaya sendiri,” tuturnya.

Membangun dari Desa

Salah satu program nyata yang telah ia rintis sejak di tingkat kabupaten adalah pengembangan destinasi wisata Air Terjun Gongpeo River di Tabang.

“Itu program kerja saya sebagai duta wisata Kukar. Wisata alam yang sederhana tapi indah. Kami sediakan fasilitas seperti gazebo, toilet, dan area istirahat. Tujuannya agar masyarakat lokal juga bisa merasakan dampak ekonominya,” kata Esther penuh semangat.

Program itu pula yang akan ia lanjutkan di tingkat provinsi. “Saya ingin Gongpeo River menjadi contoh wisata berbasis masyarakat dan alam yang berkelanjutan,” ucapnya.

Esther Veronika saat foto bersama. (Dok. Esther Veronika)

Tantangan, Doa, dan Keyakinan

Di balik kemenangan, Esther mengaku perjuangannya tidak mudah. “Tantangan terberat waktu karantina adalah menjaga kondisi fisik. Jadwal padat, waktu singkat, tapi saya harus tampil maksimal,” katanya.

Ia sempat merasa down karena keterbatasan persiapan, tapi dukungan dari keluarga dan doa membuatnya bertahan.

“Saya percaya tanpa Tuhan, kita bukan siapa-siapa. Semua yang saya capai karena berkat dan doa orang tua saya,” ungkapnya haru.

Inspirasi dan Pesan untuk Anak Muda

Esther tak lupa menyebut sosok yang menginspirasinya, Rinanda, Putri Pariwisata Indonesia Pendidikan 2025, serta ibunya sendiri.

“Ibu saya wanita tangguh yang berani keluar dari zona nyaman. Dari beliau saya belajar untuk tidak menyerah,” katanya.

Bagi Esther, menjadi duta wisata bukan hanya soal mahkota dan gelar. “Ini tentang tanggung jawab. Kita harus menjadi edukator, promotor, dan inisiator. Saya ingin mengajak anak muda Kukar agar peduli dengan alam dan budaya. Sekecil apapun kontribusi, itu berarti,” pesannya.

Esther juga berencana memanfaatkan media digital untuk mempromosikan pariwisata daerah. “Karena 85 persen masyarakat Kaltim aktif di media sosial, promosi digital jadi cara efektif mengenalkan wisata kita,” jelasnya.

Kukar di Mata Esther

Saat diminta menggambarkan daerah asalnya dengan satu kata, Esther menjawab tegas: “Kukar itu keren.”

Ia menambahkan, “Kukar punya alam indah, budaya kuat, dan orang-orang hebat. Saya ingin dunia tahu itu.”

Dengan semangat mudanya, Esther Veronika kini melangkah membawa nama Kaltim ke panggung nasional.

“Perjalanan ini baru dimulai. Saya akan terus belajar, berproses, dan berkontribusi. Karena pariwisata bukan sekadar tempat indah, tapi tentang manusia, alam, dan masa depan,” pungkasnya. (rs)