Disdikbud Kukar dorong optimalisasi materi ajar dan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan agama

IMG-20250513-WA0011
Pembukaan MGMP Pendidikan Agama. (Berita Muara)

Kutai Kartanegara (ANTARA) – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara Kukar menekankan pentingnya evaluasi ulang terhadap penyampaian materi pelajaran agama, serta mendorong pemanfaatan teknologi pembelajaran seperti Google Classroom, dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa dan efektivitas pembelajaran.

Plt Kepala Bidang SMP Emy Rosana menyampaikan hal ini saat membuka kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama pada Senin (5/5/2025), di hadapan puluhan guru agama Islam dan Kristen dari berbagai SMP.

“Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mereview kembali materi-materi ajar. Kita perlu menyesuaikan waktu dan metode penyampaian materi agar siswa tidak hanya menerima secara teoritis, tapi juga memahami maknanya,” ujarnya.

Ia mencontohkan, beberapa materi seperti sholat dalam pelajaran agama Islam seringkali memiliki cakupan yang luas, namun waktu penyampaiannya terbatas, sehingga guru dan siswa kerap harus “kejar tayang”.

“Maka, kami mendorong pembentukan kelompok-kelompok kerja berdasarkan kelas 7, 8, dan 9 untuk melakukan review. Kalau memang suatu materi butuh lebih dari dua kali pertemuan, silakan. Utamakan pemahaman, bukan sekadar menyelesaikan materi,” tegasnya.

Dalam forum tersebut, ia juga memperkenalkan pemanfaatan Google Classroom sebagai alat bantu administrasi dan pengelolaan pembelajaran berbasis digital. Pemanfaatan teknologi ini dinilai penting untuk mendukung transformasi pendidikan dan membiasakan siswa pada lingkungan pembelajaran modern.

“Bagi guru yang belum terbiasa, jangan khawatir. Ini saatnya kita belajar. Saya percaya potensi itu ada pada setiap orang, tinggal bagaimana kita mau menggali. Tidak ada kata tidak bisa,” ucapnya memberi semangat.

Ia juga mencontohkan motivasi dari tokoh seperti Ustadz Adi Hidayat, yang dikenal dengan kedalaman ilmu dan kemampuannya menginspirasi generasi muda, sebagai dorongan bagi para guru untuk terus belajar dan berkembang.

“Kalau orang usia 82 tahun bisa hafal 30 juz, maka kita juga pasti bisa belajar dan menguasai teknologi,” tambahnya.

Melalui langkah-langkah ini, Disdikbud Kukar berharap pendidikan agama di tingkat SMP tidak hanya menjadi ruang belajar spiritual, tetapi juga wahana pembentukan karakter dan pemanfaatan teknologi secara bijak bagi peserta didik. (adv/zy)