BERITAMUARA.COM – Sosok Akbar Haka Saputra telah lama dikenal di kalangan anak muda Kukar sebagai vokalis band rock Kapital dan penggerak berbagai komunitas kreatif.
Namun, beberapa waktu terakhir, namanya mencuat ke ruang politik setelah resmi bergabung dengan PDIP.
Perjalanan Akbar ke dunia politik bukanlah keputusan instan.
Ia menyebut, keputusannya merupakan hasil proses panjang dan pertimbangan matang, terutama setelah menyadari pentingnya keterlibatan anak muda dalam sistem pengambilan keputusan.
“Saya awalnya tidak tertarik politik. Dulu saat masa Rock in Borneo, Bu Rita Widyasari (mantan Bupati Kukar) pernah mengajak saya masuk partai. Tapi saya bilang, ingin tetap berkontribusi dari belakang layar,” ungkap Akbar, Senin (28/7/2025).
Titik balik itu datang pada akhir 2021. Saat itu, ia diundang berdiskusi oleh Bupati Kukar Edi Damansyah tentang masa depan Kukar dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pandangan Edi bahwa anak muda lokal bisa kalah bersaing jika tak mengambil posisi dalam sistem, membuka kesadaran baru baginya.
“Pak Edi bilang, kalau jutaan orang datang ke Kukar karena IKN, kita bisa kesulitan kalau tidak punya posisi di sistem. Saya pikir, kalau saya bisa bicara soal musik, budaya, dan ekonomi kreatif, kenapa tidak saya bawa itu ke parlemen?” tutur Akbar.
Setelah berdiskusi dengan keluarga, ia mantap bergabung dengan PDIP.
Baginya, politik adalah alat ibarat dua mata pisau. Jika digunakan untuk hal yang salah, dampaknya bisa negatif.
Namun, jika diarahkan ke jalan yang benar, hasilnya bisa luar biasa.
“Memang banyak anak muda yang skeptis terhadap politik. Kalau pakai bahasa skena, mereka ‘skeptikal’. Banyak yang bilang, ‘Apa sih politik? Bullshit.’ Tapi setelah saya terjun langsung, justru saya melihat politik bisa jadi saluran terbaik,” jelasnya.
Akbar bahkan mencontohkan pengalaman saat membantu sebuah masjid di Muara Muntai.
Saat ia datang sebagai kader partai, proposal bantuan cepat direspons.
“Saya sadar, ini manfaat politik kalau digunakan dengan benar,” ujarnya.
Kini, Akbar ingin membawa idealismenya tetap hidup di DPRD Kukar. Ia ingin menjembatani komunitas, memperjuangkan ruang kreatif, dan menyuarakan aspirasi generasi muda Kukar.
“Sebagai seniman, saya bisa menyuarakan hal-hal kreatif. Tapi sebagai politisi, saya bisa menyalurkan suara itu lewat sistem yang lebih efektif,” pungkasnya. (rs)